Apresiasi Seniman & Warisan Budaya, Festival Munali Patah 2025 Sukses Digelar
Dipublikasikan pada: 22 September 2025
Sidoarjo – Festival Munali Patah 2025 berlangsung meriah di Balai Desa Banjarkemantren, Kecamatan Buduran, Minggu (21/9/2025). Acara ini digelar untuk mengenang dan melestarikan karya almarhum Munali Patah, maestro tari remo, sekaligus memperkuat apresiasi masyarakat terhadap seni dan budaya daerah.
Puncak festival dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo, Ng. Tito Adi. MP., M.Pd. Hadir pula Kepala Desa Banjarkemantren, Erni Filiati, Camat Buduran, Syamsu Rizal, serta masyarakat yang antusias menyaksikan jalannya acara.
Penampilan tari remo munali patah secara massal menjadi suguhan spektakuler, disusul dengan tari cokronegoro yang juga merupakan karya Munali Patah. Sebagai penutup, sebuah ludruk opera menghadirkan bintang tamu Cak Robert Bayonet dan Cak Ipul Bayonet yang sukses mengundang gelak tawa penonton.
Festival ini juga menjadi ajang apresiasi bagi seniman dan budayawan. Dewan juri yang terdiri dari Dr. Autar Abdilah, S.Sn., M.Si., Suwarmin, M.Sn., dan Drs. Arif Rofiq menetapkan tiga penerima penghargaan: Suwandi Widianto (Seniman Berprestasi), Sultan Putra Gemilang (Seniman Muda Berprestasi), dan Supi’i (Pegiat Seni Budaya).
Selain pertunjukan, di sisi luar panggung berderet stan UMKM yang menyajikan aneka kuliner dan minuman untuk pengunjung. Festival kali ini terselenggara berkat kerja sama Dewan Kesenian Sidoarjo, Pemerintah Desa Banjarkemantren, Karang Taruna Tunas Bangsa, dan Sanggar Kabut Malam.
Sehari sebelum puncak acara, panitia menggelar ziarah ke makam Munali Patah dan doa bersama. Rangkaian kegiatan berlanjut dengan diskusi kebudayaan bersama Kadisporapar Sidoarjo, serta peresmian mini museum di rumah almarhum Munali Patah. Museum yang baru pertama kali diperkenalkan kepada publik ini menampilkan koleksi foto, piagam penghargaan, keris, dan busana tari remo munali patah.[wha]
Kembali ke Daftar Berita
Puncak festival dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo, Ng. Tito Adi. MP., M.Pd. Hadir pula Kepala Desa Banjarkemantren, Erni Filiati, Camat Buduran, Syamsu Rizal, serta masyarakat yang antusias menyaksikan jalannya acara.
Penampilan tari remo munali patah secara massal menjadi suguhan spektakuler, disusul dengan tari cokronegoro yang juga merupakan karya Munali Patah. Sebagai penutup, sebuah ludruk opera menghadirkan bintang tamu Cak Robert Bayonet dan Cak Ipul Bayonet yang sukses mengundang gelak tawa penonton.
Festival ini juga menjadi ajang apresiasi bagi seniman dan budayawan. Dewan juri yang terdiri dari Dr. Autar Abdilah, S.Sn., M.Si., Suwarmin, M.Sn., dan Drs. Arif Rofiq menetapkan tiga penerima penghargaan: Suwandi Widianto (Seniman Berprestasi), Sultan Putra Gemilang (Seniman Muda Berprestasi), dan Supi’i (Pegiat Seni Budaya).
Selain pertunjukan, di sisi luar panggung berderet stan UMKM yang menyajikan aneka kuliner dan minuman untuk pengunjung. Festival kali ini terselenggara berkat kerja sama Dewan Kesenian Sidoarjo, Pemerintah Desa Banjarkemantren, Karang Taruna Tunas Bangsa, dan Sanggar Kabut Malam.
Sehari sebelum puncak acara, panitia menggelar ziarah ke makam Munali Patah dan doa bersama. Rangkaian kegiatan berlanjut dengan diskusi kebudayaan bersama Kadisporapar Sidoarjo, serta peresmian mini museum di rumah almarhum Munali Patah. Museum yang baru pertama kali diperkenalkan kepada publik ini menampilkan koleksi foto, piagam penghargaan, keris, dan busana tari remo munali patah.[wha]