Pembukaan Art Exhibition for Generation to Generation; Black White
Dipublikasikan pada: 22 September 2025
Bertajuk Art Exhibition for Generation to Generation; Black White, pameran seni rupa berlangsung mulai 22-30 Juni 2024. Bertempat di Dewan Kesenian Sidoarjo Art Center Jl. Erlangga 67 Sidoarjo.
Ribut Wijoto, Ketua Umum Dekesda didaulat membuka pameran secara resmi, Sabtu, 22 Juni 2024. Ditandai dengan pemukulan gong.
"Sejenak para perupa melupakan godaan pada warna-warni pelangi. Mereka fokus pada warna hitam dan putih, mengeksplorasi dan kedalaman. Mencipta pelangi yang lain, hitam dan putih," jelas Ribut Wijoto.
Roman Chuzna selaku ketua panitia berterima kasih kepada dekesda yang telah memberi ruang untuk para perupa sekaligus tribute untuk Alm Ach. Chusnan. "Beliau menjadi inpirasi bagi kita semua," kata Roman.
Sebagai seorang anak dari Alm. Ach. Chusnan, Redzi Chuzna merasa bangga. Inspirasi bisa datang dari mana saja, tapi sosok sang ayah menjadi spesial karena karyanya mampu menggerakkan para perupa mencipta hal yang sama dengan sang ayah. Ach. Chusnan adalah sosok perupa yang luar biasa. "Salut untuk para perupa yang berjalan di seni murni," pungkasnya.
Hadir pula memberi sambutan perupa senior, Setyoko, yang mengenang kembali seorang 'Cak Chus', begitu beliau memanggil Ach. Chusnan.
Pembukaan Art Exhibition dimeriahkan oleh penampilan Zalwa Rihana Ayu dari SMP Negeri 1 Candi. Membawakan lagu Jawa, Lali janjine dan Lintang asmoro.
Juga seorang gadis kecil Kirana Alesha Putri Wijaya dari SDN Kebon Agung 1 Porong menampilkan lagu Grajakan Banyuwangi dan berduet dengan Ketua Komite Seni Tradisi, Murlan dengan lagu Ojo Dipleroki.
Menemani pengunjung Art Exhibition, di panggung Dardanella, Arul Lumandau bernyanyi solo dengan gitar akustik dan Gatot Strenkali dengan etno musiknya.[wha]
Kembali ke Daftar Berita
Ribut Wijoto, Ketua Umum Dekesda didaulat membuka pameran secara resmi, Sabtu, 22 Juni 2024. Ditandai dengan pemukulan gong.
"Sejenak para perupa melupakan godaan pada warna-warni pelangi. Mereka fokus pada warna hitam dan putih, mengeksplorasi dan kedalaman. Mencipta pelangi yang lain, hitam dan putih," jelas Ribut Wijoto.
Roman Chuzna selaku ketua panitia berterima kasih kepada dekesda yang telah memberi ruang untuk para perupa sekaligus tribute untuk Alm Ach. Chusnan. "Beliau menjadi inpirasi bagi kita semua," kata Roman.
Sebagai seorang anak dari Alm. Ach. Chusnan, Redzi Chuzna merasa bangga. Inspirasi bisa datang dari mana saja, tapi sosok sang ayah menjadi spesial karena karyanya mampu menggerakkan para perupa mencipta hal yang sama dengan sang ayah. Ach. Chusnan adalah sosok perupa yang luar biasa. "Salut untuk para perupa yang berjalan di seni murni," pungkasnya.
Hadir pula memberi sambutan perupa senior, Setyoko, yang mengenang kembali seorang 'Cak Chus', begitu beliau memanggil Ach. Chusnan.
Pembukaan Art Exhibition dimeriahkan oleh penampilan Zalwa Rihana Ayu dari SMP Negeri 1 Candi. Membawakan lagu Jawa, Lali janjine dan Lintang asmoro.
Juga seorang gadis kecil Kirana Alesha Putri Wijaya dari SDN Kebon Agung 1 Porong menampilkan lagu Grajakan Banyuwangi dan berduet dengan Ketua Komite Seni Tradisi, Murlan dengan lagu Ojo Dipleroki.
Menemani pengunjung Art Exhibition, di panggung Dardanella, Arul Lumandau bernyanyi solo dengan gitar akustik dan Gatot Strenkali dengan etno musiknya.[wha]