Menyulam Kembali Budaya Bangsa bersama 1000 Permainan Tradisional

Dipublikasikan pada: 22 September 2025

Menyulam Kembali Budaya Bangsa bersama 1000 Permainan Tradisional
Cublak-cublak suweng
Suwenge ting gelenter

Mambu ketundhung gudhel

Pak Empong lera-lere

Sopo ngguyu ndelikake

Sir-sir pong dele kopong

Sir-sir pong dele kopong



Tembang dolanan ini mungkin sudah sangat jarang kita dengarkan. Berganti dengan tembang-tembang manca. Berseliweran di media sosial.

Namun di tengah teriknya matahari dan hawa panas tidak menyurutkan siswa-siswi SMP Negeri 6 Sidoarjo memainkan dan menembangkan tembang dolanan cublak-cublak suweng.

Berpakaian kebaya dan kain batik serta berpakaian lurik, siswa-siswi SMP 6 Sidoarjo memukau para undangan juga para wali murid.

Hari Sabtu, 24 Februari 2024 dengan tajuk Gebyar Spenamda 2024 ‘Menyulam Kembali Budaya Bangsa bersama 1000 Permainan Tradisional’. Bertepatan dengan hari ulang tahun ke 27 SMP 6 Sidoarjo. Sebuah gelaran seni tradisional ditampilkan. Tentu bukan tanpa alasan dengan dipilihnya seni tradisional sebagai penampil dalam Gebyar Spenamda.

Permainan tradisional dijadikan tema tentu juga menjadi sebuah terobosan kala serbuan media sosial serta game online.

“Sebetulnya hari ini adalah ulang tahun SMP 6 Sidoarjo tapi diramu dengan kegiatan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila). P5 ini merupakan salah satu program yang saling terkait dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Dan ini usaha kami dengan orang tua siswa agar anak-anak tidak larut dengan game online. Kami imbangi dengan mengenalkan permainan tradisional. Kami juga menggandeng Kampung Lali Gadget untuk memperkaya khasanah permainan tradisional dan anak-anak bisa mengembangkan permainan ini,” kata Suharsono, Spd., M.Pd. kepala sekolah SMP 6 Sidoarjo.

Dr. Ng. Tirto Adi, M.Pd.- Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo mengatakan, “Acara hari ini bisa mengembalikan anak-anak pada jati diri kebudayaan. Tidak hanya berkutat dengan gadget-nya.”

Perwakilan Dewan Kesenian Sidoarjo berkesempatan ikut menyaksikan berbagai permainan tradisional dimainkan juga mainan-mainan tradisional dipamerkan.

Mungkin inilah yang sangat jarang kita jumpai, anak-anak kembali bermain layang-layang, bermain egrang, main ketapel, gobak sodor, membuat wayang suket, main tembak-tembakan terbuat dari kayu, main dakon, bola bekel, lompat tali, serta mainan lainnya. Hal-hal seperti ini tidak semua anak mengenal.

Mainan-mainan tradisional ini mengajak anak untuk berpikir kreatif dan inovatif. Sekarang permainan-permainan itu tentu bisa dimodifikasi dengan sesukanya. Tidak harus sama dengan mainan terdahulu. Anak-anak bisa berkreasi juga dengan menciptakan permainan-permainan baru.

Alam sekitar sudah menyediakan bahan-bahannya. Bisa bermain bersama, bergerak dan berkeringat. Tidak hanya duduk diam memainkan hp.

Menjadi sebuah tantangan juga untuk orang tua bahwa bermain tidak harus dengan gadget saja. Mengajak anak-anak kita keluar dari jeratan game online untuk sementara waktu. [wha]
Kembali ke Daftar Berita